Apa Itu Alkhidmah?
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين , وبه نستعين , على أمور
الدنيا والدين , والصلاة والسلام على سـيدنا وحبيبنا وقرة أعيننا ومولانا
محمد سـيد الأنبياء والمرسلين , وعلى آله وصحبه أجـمعين , ولا حول ولا قوّة
إلا بالله العلي العظيم , أما بعد ؛
Di
Indonesia, Pesantren dicatat oleh sejarah sebagai lembaga pendidikan
tertua. Sarana fisiknya sangat sederhana, tapi multiguna. Pesantren
lahir dari Thoriqoh-Thoriqoh yang dibawa oleh para tokoh sufi jawa yang
sering dan lebih mudah disebut Wali Songo. Mereka mengajarkan Agama
Islam kepada penduduk setempat di Surau, Langgar, atau Masjid yang
didirikannya. Ampel Denta merupakan salah satu bukti sejarah keberadaan
pesantren pada masa Wali Songo. Bahkan Ampel kemudian menjadi pusat
penggodokan kader-kader Ulama’ Besar dan juga menjadi pusat pengembangan
Da’wah Islamiah di bumi Nusantara yang kita cintai, terutama bagian
timur.
Jika dilihat dari sisi sejarah bahwa, Pesantren juga menjadi pusat
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Islam, maka Pesantren lebih cocok disebut
sebagai replika dari berbagai Madrasah Islam.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan
Islam dewasa ini. Bisa dibilang menggembirakan. Hal ini dapat dicermati
dengan adanya rekontruksi bangunan kurikulum yang telah ada menjadi
konsep keilmuan yang utuh dan integralistik.
Lembaga Pendidikan Pesantren telah menyiapkan segala perangkatnya
untuk mencetak kader-kader bangsa yang tidak hanya memiliki kecerdasan
intlektual tinggi, tapi juga memiliki kecerdasan emosional dan memiliki
kecerdasan spiritual serta kecerdasan-kecerdasan lainnya.
Dengan kata lain, Dunia Pendidikan Pesantren saat ini sudah banyak yang mendesain sedemikian rupa, sehingga kualitas
out put yang dihasilkan benar-benar siap menjalani roda kehidupan
( out come ) sesuai
dengan tuntutan zaman. Mega proyek pendidikan yang digarap saat ini
adalah memadukan Sistem Pendidikan Konvensional yang telah berjalan
dengan sistem salaf yang ada dalam tradisi pesantren. Perpaduan berbagai
sistem itulah kemudian memunculkan istilah
“Mengintelektualkan Kaum Salaf Dan Mensalafkan Kaum Intelektual.”
Atas kenyataan tersebut diatas dan dengan maksud menjaga kemandirian
Pesantren Salaf dan meningkatkan mutu dan tanggung jawab, maka Tim Tujuh
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, menyusun Buku Panduan
Kepengurusan, Pengajaran dan Pembelajaran.
Dengan mengharap taufiq, hidayah dan ridho Allah SWT., semoga Pondok
Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya berjalan dengan lancar dan baik
serta melahirkan generasi-generasi yang ahli dibidang agama dan mumpuni
dibidang penguasaan dasar-dasar sains dan tehnologi dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran salafush sholeh, Amin Ya Rabbal
‘Aalamiin.
وصلى الله على سيدنا محمد النبي الأمي, وعلى آله وصحبه وسلّم , والحمد لله رب العالمين ؛
PROFIL
PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL FITHRAH
A. Cikal Bakal dan Sejarahnya
1. Latar Belakang
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah adalah lembaga
pendidikan Islam yang lahir, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat, yang salah satu tujuannya adalah melestarikan dan
mengembangkan akhlaqul karimah dan nilai-nilai amaliah salafushsholeh.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era
globalisasi dan informasi, serta guna memberikan landasan yang kuat
dengan didikan yang akhlaqul karimah, maka dalam hidup dan kehidupan
ini, pendidikan -khususnya agama Islam- dan tatanan hidup yang akhlaqul
karimah sangat diperlukan untuk membentengi dan melindungi diri,
keluarga khususnya anak – anak.
Anak sebagai generasi penerus, dalam perkembangannya sangat
membutuhkan pendidikan agama dan akhlaqul karimah sejak dini, guna
melindungi diri dan kehidupannya, agar tidak terseret dalam arus
globalisasi dan informasi yang menyesatkan.
Dalam rangka melindungi, membentengi dan memberikan tuntunan dan
didikan agama Islam dan tata laku akhlaqul karimah, maka pada tahun
1985, Romo KH.Achmad Asrori El Ishaqy ra. merintis berdirinya Pondok
Pesantren Assalafi Al Fithrah, yang berlokasi di jalan Kedinding Lor 99
Surabaya.
2. Proses Berdirinya Dan Perkembangannya
Bangunan pondok bermula dari kediaman Hadhrotusy Syaikh KH. Achmad
Asrori El Ishaqy ra. dan mushola pada tahun 1985, dan diikuti dengan 3
santri senior Pondok Pesantren Darul ‘Ubudiyah Jati Purwo Surabaya (
Ust. Zainal Arif, Ust. Wahdi Alawy dan Ust. Khoiruddin ).
Pada tahun 1990 datanglah beberapa santri sekitar 3 – 4 santri (Abdul
Manan, Ramli, Utsman dan Zulfikar ), dengan kegiatan ‘ubudiyah dan
mengaji secara bandungan di mushola.
Dalam perkembangannya jumlah anak yang ingin mengaji dan mondok
semakin banyak ( 25 orang ), sehingga pada tahun 1994 Hadhrotusy Syaikh
memutuskan untuk mendirikan Pondok Pesantern dan mengatur pendidikan
agama dan umum secara klasikal.
Pondok Pesantren Asalafi Al Fithrah semakin berkembang dan dikenal di
masyarakat secara luas, sehingga banyak masyarakat yang memohon
Hadhrotusy Syaikh untuk menerima santri putri. Dengan dorongan dan
desakan itulah akhirnya pada tahun 2003 beliau membuka pendaftaran
santri putri dan terdaftarlah 77 santri putri. Sampai pada tahun 2007
tercatat jumlah santri 1999, menetap 999 santri dan tidak menetap 1000
santri.
B. Visi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah
Menanamkan akhlaqul karimah atau budi pekerti yang mulia sejak dini
sebagai bekal hidup dan kehidupan putra-putri dalam melanjutkan
perjuangan salafushsholeh untuk melestarikan dan mengembangkan suri
tauladan, bimbingan dan tuntunan dalam perjuangan dan hidup serta
kehidupan Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. yang penuh
akhlaqul karimah.
C. Misi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah
1. Menyelenggarakan pengajaran / pendidikan formal atau non formal
yang berorientasi pada kelestarian dan pengembangan suri teladan,
bimbingan dan tuntunan dalam perjuangan dan hidup, serta kehidupan
Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW. Yang penuh akhlaqul karimah.
2. Mempertahankan nilai-nilai salafush sholeh dan mengambil
nilai-nilai baru yang positif dan lebih maslahah dalam hidup dan
kehidupan, beragama dan bermasyarakat.
3. Membentuk pola pikir sntri yang kritis, logis, obyektif, yang berlandaskan kejujuran dan akhlaqul karimah.
4. memberikan bekal keterampilan hidup, membangun jiwa santri yang
mempunyai semangat hidup tinggi dan mandiri serta mampu menghadapi
tantangan perubahan zaman.
Secara global Kegiatan-kegiatan yang ada pada Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah ada tiga.
Pertama; kegiatan yang bersifat Syiar
. Kedua; wadlifah.
Ketiga; pendidikan.
1. Syi’ar
Meliputi minggu manaqib awal, pengajian ahad kedua, haul, majlis dzikir dan maulidur Rasul SAW.
2. Wadlifah
Yaitu Kegiatan yang bersifat berangkat (Suatu kegiatan yang berkaitan
langsung dengan Allah SWT., Baginda Habibillah Rasulilah Muhammad SW.,
Sultonul Aulia’ Syaikh Abdul Qodir Al Jilany ra. dan Hadzratusy Syaikh
KH. Achmad Asrori Al Ishaqy ra. dan berguna untuk menanamkan dan melatih
tanggungjawab dan kejujuran hati kepda Allah SWT., Baginda Habibillah
Rasulilah Muhammad SW., Sultonul Aulia’ Syaikh Abdul Qodir Al Jilany ra.
dan Hadzratusy Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy ra.). Dan kegiatan
ini tidak boleh dirubah oleh siapapun dan kapanpun, meliputi:
a. Jama’ah maktubah, Sholat sunah (Qobliyah dan ba’diyah, Isyraq, Dhuha, Isti’adah, Tsubutil Iman, Hajat dan Tasbih).
b. Aurd-Aurod yang telah di Tuntunkan dan dibimbingkan.
c. Qiro’atul Qur’an Al Karim (dilakukan setelah tahlil subuh, diawali
dengan Al Fatihah 3 kali, membaca Al Qur’an dengan sendiri-sendiri satu
juz ditutup dengan kalamun dan do’a Al Qur’an.
d. Maulid (dilakukan : setiap malam jum at , diawali dengan AL
Fatihah 3 kali , kemudian membaca Ya Robby , Inna Fatahna , Yaa
Rosulallah , dengan dipandu oleh pembaca , kemudian membaca rowi mulai
dari AL Hamdulillahi AL Qowiyyil Al Gholib dengan dibaca sendiri –
sendiri sampai Fahtazzal Arsyu , lalu Fahtazzal Arsyu sampai Mahallul
Qiyaam dibaca dengan dipandu oleh pembaca kemudian Wawulida dan rowi –
rowi setelahnya dibaca dengan sendiri – sendiri sampai doa .kemudian
membaca Nasyid dengan diiringi dengan dzikir.
e. Manaqib (dilakukan setiap malam ahad , diawali dengan AL Fatihah 3
kali , kemudian membaca manaqib sendiri – sendiri selama 20 menit lalu
doa kemudian membaca Ibadallah , Yaa Arhamarrohimin dan Nasyid sampai
selesai kira – kira 10 – 15 menit (dikutip dari
http://www.alfitrah.net dan
https://alkhidmahsmg.wordpress.com/ )